Selasa, 17 April 2018

Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA



Disampaikan pada acara SIMPOSIUM REPRODUCTIVE HEALTH WOMEN DURING THE LIFE CYCLE, Aula PKU RS.Muhammadiyah Surakarta, tanggal 19 September 2011

PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan dibahas dua hal yaitu  tentang  ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yng menerngkan tentang Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita. Selain itu juga dibahas mengenai  FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yang meliputi : Pubertas pada Anak laki-laki,Pubertas pada Anak wanita,Fisiologi reproduksi laki-laki,Siklus mestruasi,Respon Seksual Manusia,Fertlisasi dan terjadinya kehamilan, serta Menopause.

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).

1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki

TESTIS

Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis) akan menutup.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

ANATOMI DAN FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

Sistem Muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
1.        OTOT
Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi; dengan demikian gerakan terlaksana. Otot terdiri dari serabut silindris yang mempunyai sifat sama dengan sel jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.
Selain membantu pergerakan, otot juga berfungsi membantu hipotalamus untuk mengatur panas dalam tubuh.









Ada 3 jenis otot :
a.    Otot Lurik (otot sadar, otot kerangka, otot bergaris)

Setiap serabut otot bergaris melintang karena adanya gambaran selang –seling antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril dan diselubungi membran-membran halus --- sarkolema (selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi, akan menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf.



b. Otot Polos (otot tak sadar, otot tidak bergaris)
Jenis ini dapat berkontraksi tanpa rangsangan saraf. Otot tak sadar ditemukan pada dinding pembulu darah dan pembulu limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trakea, dan bronki, pada iris dan muskulus siliaris mata, serta otot tak sadar dalam kulit.


b.   Otot Jantung
Ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Perbedaannya terdapat pada serabutnya yang bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun memanjang seperti pada otot bergaris, berciri merah khas, dan tak dapat dikendalikan kemauan).
Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada – tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja semacam ini disebut miogenik yang membedakan dengan neurogenik.

c.    Otot Sfingter
Terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila berkontraksi. Contoh sfingter jantung dan sfingter pilori pada mulu lambung, sfingter bagian dalam dan luar anus dan uretra, sfingter atau katub antara ileus dan kolon.

Perbedaan antara Otot Polos, Otot Lurik dan Otot Jantung :
Pembeda
Otot Polos
Otot Lurik
Otot Jantung
Tempat
Organ dalam pembulu darah
Melekat pada rangka
Jantung
Bentuk Serabut
Memanjang, berbentuk spindel, ujung lancip
Memanjang, silindris, ujung tumpul
Memanjang, silindris, bercabang dan menyatu
Jumlah Nukleus
1
>1
1
Letak Nukleus
Tengah
Tepi
Tengah
Garis Melintang
Tidak ada
Ada
Ada
Kecepatan Kontraksi
Paling lambat
Paling cepat
Sedang
Kemampuan Berkontraksi
kuat
kuat
kuat
Tipe Kontrol
Involunter
Volunter
Involunter



            Ada hal terpenting dalam kontraktilitas otot, yaitu :
1. Kontraktilitas : Kemampuan untuk berkontraksi (mengembang dan meregang)
2. Eksitabilitas : Kemampuan otot untuk merespon stimulus
3.  Elastisitas  : Kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah berkontraksi/dilatasi
4. Ekstensibilitas  : Kemampuan untuk streeching/meregang, otot akan merespon dengan kuat

Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan lebih kuat bila sedang meregang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin memperlemah kekuatan otot.
Sedangkan untuk karakteristik kontraksi otot dibagi menjadi 2 yakni :
1.         Kontraksi Isometrik         : Panjang otot tetap sedangkan tonus otot meningkat
2.         Kontraksi Isotonik           : Otot memendek dan tonus otot tetap

Bagian otot sendiri dibagi menjadi 3 bagian yakni Kepala otot (Musculus Caput) , Empal otot (Musculus Venter), Ekor otot (Musculus Caudal)
Struktur dari Otot


à Tendon                   : Jaringan ikat yang menghubungkan antara otot dengan tulang
à Epimysium             : Jaringan ikat fibrosa di sekitar perut otot rangka
à Fasiculi                   : Bundel serat otot
à Perimysium             :  Jaringan ikat sekitarnya fasiculi
à Endomysium          : Jaringan ikat yang mengelilingi serabut otot (sel otot)
à Serat otot                : Sel otot tunggal (dalam bentuk benang)
à Sarcolemma            : Membran sel yang mengelilingi serabut otot
à Sarcoplasm             : Serat otot sitoplasma yang berisi beberapa inti dan mitokondria
à Myofibrils               : "seperti batang" struktur berjalan melalui serat otot yang mengandung protein kontraktil aktin myosin yang memberikan otot rangka penampilan lurik
à Panjang dan diameter

à Myofilaments aktin - mengandung aktin dengan pengikat ditutupi oleh tropomiosin yang strategis terletak protein troponin ke mana ion kalsium memiliki afinitas tinggi
à Myofilaments myosin - berisi kepala bulat

Istilah Khusus pada Jaringan Otot
a.    Sitoplasma disebut sarkoplasma
b.    Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma
c.    Membran plasma disebut sarkolema
-          Tubulus T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung yang terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari
-          Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi tubulus T retikulum endoplasma
-          Invaginasi tubulus T dan sisterna terminal yang berdekatan terminal yang berdekatan di kedua sisinya membentuk suatu triad.
d.   Origo          : Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang
e.    Insersi         : Tempat melekatnya ekor otot
f.     Fasia           : Selaput pembungkus otot yang berupa jaringan
g.    Tendon       : Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang
h.    Ligamen      : Jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang

Tonus otot
Otot tidak bisa istirahat benar meskipun kelihatannya demikian. Pada hakikatnya otot selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siap bereaksi terhadap rangsangan. Misalnya kejutan lutut yang disebabkan ketukan keras pada tendo patela mengakibatkan kontraksi ekstensor kuadrisep femoris dan sedikit rangsangan sendi lutut. Ini refleks yang terjadi akibat rangsangan pada saraf. Sikap tubuhpun ditentukan tingkat tonus otot.
Tonus otot disebabkan oleh impuls (potensial listrik) yang terus dialirkan oleh serabut otot untuk mempertahankan kontraksi, yang terus menerus dikirimkan dari medula spinalis

 Mekanisme Molekular Kontraksi Otot

Pada keadaan relaksasi ujung-ujung filamen aktin berasal dari dua lempeng salng tumpang tindih satu sama lainnya. Pada waktu yang bersamaan menjadi lebih dekat pada filament myosin, tumpang tindih satu sama lainnya secara meluas. Lempeng ini ditarik oleh filament sampai ke ujung miosin. Selama kontraksi kuat , filament aktin dapat ditarik bersama-sama, begitu eratnya sehingga ujung filament myosin melekuk. Kontraksi otot terjadi karena mekanisme pergeseran filament.
Kekuatan mekanisme dibentuk oleh interaksi jembatan penyeberangan dari filament miosin dengan filament aktin. Bila sebuah potensial aksi berjalan seluruh membran serat otot akan menyebabkan reticulum sakromplasmik melepaskan ion kalsium dalam jumlah besar yang dengan cepat dapat menembus miofribril.

Energi pada kontraksi otot

Didapat dari perubahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin difosfat (ADP). Kemudian ADP segera berubah kembali menjadi ATP oleh tenaga yang tersedia dari pemecahan glikogen. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan. Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai filamen aktin menarik membran menyentuh ujung akhir filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.





Kelelahan Otot
à Apabila sumber-sumber ATP diotot habis maka terjadi kelelahan pada otot.
à Apabila otot kekurangan oksigen maka kelelahan lebih cepat terjadi
à Apabila tejadi kelelahan otot maka otot bergantung pada glikolisis anaerob dan energi cadangan (simpanan glikogen)
à Glikolisis anaerob  menghasilkan  asam laktat yang mempengaruhi keasaman darah yang dapat mencetuskan terjadinya asidosis metabolisme

Remodeling Otot
Dilakukan terus-menerus untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Remodeling otot dilakukan dalam beberapa minggu.
Hipertrofi otot
à Karena peningkatan filamen aktin dan miosin
à Peningkatan sistem enzim, replacement dan penghancuran
Atrofi otot
à Terjadi pada otot yang tidak digunakan
à Karena penurunan filamen aktin dan miosin
à Penurunan sistem enzim, replacement dan penghancuran

Klasifikasi Otot
1.      Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
·      Otot sinergis, yaitu otot yang saling menduung. Contoh: otot bisep dan otot lengan bawah (pronator) yang terdiri otot pronator kuadratus dan otot pronator teres. Ketiga otot ini sama-sama berkontraksi ke satu arah sehingga lengan bawah dapat diigerakkan memutar.
·      Otot antagonis, yaitu otot yang bekerja secara berlawanan. Contoh: mekanisme kerja otot bisep dan trisep dapat membengkokkan dan meluruskan siku
2.      Berdasarkan bentuk dan serabutnya :
·      Otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
·      Otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
3.      Berdasarkan jumlah kepalanya :
·      Otot berkepala dua (Bisep)
·      Otot berkepala tiga/triseps
·      Otot berkepala empat/quadriseps
4.      Berdasarkan pekerjaannya :
·      Otot sinergis    : otot bekerja bersama-sama
·      Otot antagonis : otot yang bekerjanya berlawanan
·      Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
·      Otot abduktor : otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
·      Otot fleksor     : otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
·      Otot ekstensor : otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
·      Otot pronator  : ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
·      Otot suponator            : ulna dan radial dalam keadaan menyilang
·      Endorotasi       : memutar ke dalam
·      Eksorotasi        : memutar ke luar
·      Dilatasi            : memanjangkan otot
·      Kontraksi         : memendekkan otot

1.      Berdasarkan letaknya :
·      Bagian kepala



Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
1.      Otot puncak kepala
fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 baigan :
à M. Frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
à M. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
à M. Parietalis
à M. Temporalis, terletak dibagian samping kanan dan kiri
2.      Otot wajah
à M. Orbicularis Okuli    : lingkar mata terdapat di sekliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
à M. Levator Palpebra superior : mengangkat kelopak mata
à M. Rectus Okuli
à M. Oblingus Okuli : fungsinya untuk memutar mata
3.      Otot mulut bibir dan pipi
à M. triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot : sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
à M. quadratus labii superior : otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
à M. quadratus labii inferior : terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
à M. buksinator : membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
à M. zigomatikus/otot pipi : untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.
4.      Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah
à M. maseter : fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
à M. temporalis : fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
à Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan
5.      Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk menunyah
à M. genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
à M. stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang

·      Bagian Leher

1.      M. platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2.      M. sternokleidomastoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan, memutar kepala dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke depan disamping itu sebagai alat bantu pernapasan.

3.      M. longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.


·      Bagian Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
1.     M. deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat dan diafise tulang pangkal lengan. Di antara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar
2.     M. subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah uratnya terdapat kandung lendir. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam.
3.        M. supraspinatus (otot atas balung tualang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
4.        M. infraspinatus (otot bawah balung tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah balung tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.
5.      M. teres mayor (ototo lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Di antara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
6.        M. teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangakal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang ke pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

·      Bagian Dada


1.  M. pektoralis mayor, Otot dada besar. Pangkalnya terdapat di ujung tengah selangka, tulang dada dan rawan iga. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
2.    M. pektoralis minor, Otot dada kecil. Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di iga III, IV dan V menuju ke prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu
3.    M. Subklavikula, Otot bawah selangka. Terdapat di antara tulang selangka dan ujung iga I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah tulang dada dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4.    M. seratus anterior, Otot gergaji depan. Berpangkal di iga I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5.   Otot dada sejati yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela iga dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas.
    Otot dada bagian dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu otot dada yang membantu pernapasan terdiri dari :
1.  M. interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas
2.  M. diaragmatikus, merupakan alat istimewa yang di tengahnya mempunayi aponeurosis yang disebut sentrum tendineum. Bentuknya melengkung ke atas mengahadap ke rongga toraks, mempunyai lobang tempat lalu aorta vena kava dan esofagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksinya memperkecil serta memperbesar rongga dada waktu bernapas.

·      Bagian Perut

1.      M. abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba,
2.      M. abdominis eksternal, otot sebelah luar. Otot yang tebal dinamakan aponeurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
3.  M. obliqus eskternus abdominis, lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar. Berpangkal pada iga V sampai iga yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (kristailiaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
4.  M. obliqus internus abdominis, lapisan kedua di bawah otot dibentuk oleh otot perut dalam. Serabut miring menuju ke atas dan ke tengah. Aponeurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan iga III di bawah dan menuju ke simfisi. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
5.   M. transversus abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah urat yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus rektus abdominis dan otot vagina.
6.      M. apponeurosis

     Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dinding abdominal posterior :
1.   M. psoas, terletak di belakang diafragma bagain bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapt arteri, vena dan kelenjar limfe
2.    M. iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens

·      Bagian Punggung

    Otot yang ikut menggerakkan lengan
1. M. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang punggung. Berpangkal di tulang kepala belakang. Fungsinya: mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik skapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bagian lateral.
2.  M. latisimus dorsi (otot pungung lebar), berpangkal pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang punggung dan iga III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
3.  M. rumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari taju duri, dari tulang leher V, ruas tulang punggung V, di sisni menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.

Otot antara ruas tulang belakang dan iga
1.   M. seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot pungung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke iga V dari bawah. Gunanya menarik tulang iga ke bawah pada waktu bernapas.
2.   M. seratus posterior superior, terletak di bawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ketujuh dari ruas tulang punggung yang kedua. Gunanya menarik tulang iga ke atas waktu inspirasi.

Otot punggung sejati
1.   M. interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri-kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
2.  M. sakrospinalis (muskulus eraktor spina) terletak di samping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas tulang belakang
3.  M. quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari 2 lapisan; fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.

·      Bagian Lengan
Pangkal Lengan Atas
1.    Muskulus biseps (Fleksor)
       à Otot ini meliputi 2 buah sendi : mempunyai 2 buah kepala (kaput), Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya di sebelah luar dan yang kedua di sebelah dalam.
       à Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil.
       à Di bawah uratnya terdapat kandung lendir.
      Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
2.  Muskulus brakialis (otot lengan dalam).
       à Otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan
       à otot menuju taju di pangkal tulang hasta.
       à Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
3. Muskulus korakobrakialis
       à Otot ni berpangkal di prosesus korakoid
       à otot menuju ke tulang pangkal lengan.
       à Fungsinya mengangkat lengan.
4. Muskulus triseps (Ekstensor)
       à mempunyai 3 buah kepala (kaput).
      à Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
       à Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
      à Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani
       à berperan berlawanan dengan otot bisep yaitu untuk meluruskan siku

Pangkal Lengan Bawah
Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari:
1.      M. pronator teres equadratus : fungsinya pronasi tangan
2.      M. spinator brevis, fungsinya supinasi tangan
3.      M. Palmaris longus
4.      M. Fleksor karpi radialis
5.      M. Fleksor digitor sublimis
6.      M. Fleksor digitorum profundus
7.      M. Ekst karpi radialis longus
8.      M. Ekst karpi radialis brevis


Otot-otot sekitar panggul
Otot-otot sekitar panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha.
Sebelah  depan bagian dalam dari panggul terdapat :
1.    M. psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor dan iliakus
2.       M. iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
3.       Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor.
Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai
ke bagian luar

Sebelah belakang bagian luar terdapat:
1.      M. gluteus maksmius merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur
2.      M. Glueteus medius minimus

·      Bagian Kaki


Otot Tungkai Atas
Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat
dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :
1.      Otot abduktor terdiri dari
     à M. abduktor maldanus sebelah dalam
     à M. abduktor brevis sebelah tengah
     à M. abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarkan gerakan abduksi dari femur.
2.     M. ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala empat. Otot ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari:
      à M. rektus femoris
      à M. vastus lateralis eksternal
      à M. vastus medialis internal
      à M. vastus intermedial

Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri dari : Biseps
femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan
tungkai bawah.
à   M. semi membranosus, otot seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
à   M. semi tendinosus, otot seprti urat. Fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam.
à  M. sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagain paha.
   Fungsi: eksorotasi femur memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan ke luar.

Otot tungkai bawah
à    Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
à    M.  ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
à    Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.
à    Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
à    Urat akiles (tendo achlilles).
  Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus).


1.        TULANG
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoetik, yang membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat.
Komponen-komponen nonselular utama dari jaringan tulang adalah mineral-mineral dan matriks organik (kolagen dan proteolikan). Kalsium dan fosfat membentuk  suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks kolagen dan proteolikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang. Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan daya rentang tinggi pada tulang. Materi organik lain yang juga menyusun tulang berupa proteoglikan seperti asam hialuronat.
Susunan dari beberapa tulang inipun memiliki suatu fungsi. Menurut Syaifuddin 1994, fungsi dari sistem rangka yaitu :
1.      Membantu tubuh untuk berdiri tegap/tidak rubuh
2.      Melindungi organ tubuh yang lunak seperti otak, paru-paru dan jantung.
3.      Tempat melekatnya otot-otot dan merupakan alat gerak pasif
4.      Memberi bentuk pada bangunan tubuh
Selain itu rangka juga berfungsi menyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa), pembentukan sel darah di cavum medulla.
Klasifikasi Rangka
1.      Berdasarkan letaknya
a.       Axial Skeleton (membentuk sumbu tubuh) yang berfungsi penting dalam peran proteksi dan supportif. Axial skeleton dibagi menjadi empat pembagian, yaitu : Cranium, Sternum, Collumna, Verteberalis

Tulang Tengkorak
à Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari :
a Bagian Parietal terletak di dahi. Membentuk sisi dan langit-langit kranium
a.       Sutura sagital : yang menyatukan tulang tengkorak kiri dan kanan
b.      Sutura koronal : yang menyambungkan tulang parietal dan tulang frontal
a.       Sutura lamboideal : yang menyambungkan tulang parietal dan tulang oksipital
a Bagian temporal terletak di tulang samping kanan kepala dekat dengan telinga
a.       Skuamosa     : merupakan bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosessus zigomatikum menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus
b.      Petrous         : bagian ini berisi struktur telinga tengah dan telinga dalam
c.       Mastoid        : terletak dibelakang dan dibawah liang telinga. Prosessus mastoid adalah tonjolan membulat yang muda teraba dibelakag telinga
d.      Timpani        : struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata
a Bagian occipital terletak pada daerah belakang dari tengkorak
a.       Foramen magnum : pintu oval besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dan rongga spinal
b.      Protuberans oksipital eksternal : suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum
c.       Kondilus oksipital : dua prosessus oval pada tulang oksipital yang dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
a Bagian spenoid letaknya berdekatan dengan tulang rongga mata seperti tulang baji.
a Bagian ethmoid yaitu tulang yang menyusun rongga hidung
  Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas 8 buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah, tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang tedapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura.


à Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari :
a Rahang bawah (mandibularis) letaknya yaitu menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. Hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas
a Rahang atas (maxilaris) adalah tulang yang menyusun sebagian dari hidung dan langit-langit
a Palatinum (tulang langit-langit) tulang yang menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut
a Zigomatikum yaitu tulang yanga ada pada daerah pipi
a Nasalis (tulang hidung)
a Tulang lakrimal yaitu sekat tulang hidung
a Foramen magnum, penyambung antara tulang kepala dan leher
a Sinus paranasal (frontal, ethmoidal, sfenoidal dan maksilaris) terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasal. Sinus tersebut berfungsi sebagai:
-       Untuk memperingan tulang-tulang kepala
-       Untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam proses bicara
-       Untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal dan membantu menghangatkan serta melembabkan udara yang masuk
a Hyoid (jakun)


Tulang Dada
      Tulang Dada Tulang dada termasak tulang pipih,  terletak di bagian tengah dada. Pada sisi kiri dan kanan tulang dada terdapat tempat lekat dari rusuk.  Bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan.  Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu :

à Tulang hulu/manubrium yaitu tulang yang terletak di bagian atas dari tulang dada.  tempat melekatknya tulang rusuk yang pertama dan kedua.
à T ulang Badan (corpus sterni),  terletak dibagian tengah,  tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga sampai ke tujuh,  gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
à Tulang taju pedang (processusxipoideus),  terletak di bagian bawah dari tulang dada.  Tulang ini terbentuk dari tulang rawan

Tulang Rusuk


       Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung.  Bersama-sama dengan tulang dada membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru.  Tulang rusuk dibedakan atas tiga bagian yaitu :
à Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-ulang rusuk ini pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan tulang dada dengan taraan tulang rawan.
à Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruans tulang belakang, sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang melekatkannya pada satu titik di tulang dada.
à Rusuk melayang berjumlah 2 pasang.  Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan ruas-ruas  tulang belakang.  sedangkan ujung depannya bebas. Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya : melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan, melindungi lambung,  limpa, dan ginjal  serta membantu pemapasan

Ruas-Ruas Tulang Belakang
    Ruas-ruus tulang belakang disusun oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke-33 tulang tersebut terbagi menjadi 5 bagian , yaitu :
à Tujuh ruas pertama disebut tulang leher.  Ruas pertama dari tulang leher disebut tulang atlas dan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros.  Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan.
à Dua belas ruas berikutnya membentuk tulang punggung.  Ruas ruas tulang punggung pada bagian kiri dan kanannya merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
à Lima ruas berikutnya merupakan tulang pinggang. Ukuran tulang pinggang lebilh besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak melekat otot-otot.
à Lima ruas tulang selangkangan (sacrum) yang menberbentuk segitiga terletak dibawah ruas-ruas tulang pinggang.
à Bagian bawah dari ruas-ruas tulang belakang disebut tulang ekor (corcyx), tersusuan atas 3 sampai dengan 5 ruas tulang belakang yang menyatu.  Ruas-ruas tulang belakang berfungsi untuk menegakkan badan dan menjaga keseimbangan menyokong kepala dan tangan dan tempat melekatnya otot,  rusuk dan beberapa organ.

a.       Appendicular Skeleton
Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari skeleton aksial.  Apendikular skeleton ini terdiri dari :
à Anggota gerak atas
à Anggota gorak bawah
à Gelang bahu
à Gelang panggung
à Bagian akhir dari nas-ruas tulang belakang seperti sakrum dan tulang coccyx.

Tulang anggota gerak atas (ekstremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas
à Humerus/tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang/pipa, ujung atasnya besar,  halus,  dan dikelilingi oleh tulang belikat pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna.
à Radius dan ulna/pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius dan melekat dengan kuat di humerus.  Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
à Karpal/pergelangan tangan.  Tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament.
à Metakarpal/telapak tangan.  Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan,  sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges).
à Palanges (tulang jari-jari) tersusan atas 14 buah tulang Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang.  kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang

Tulang anggota gerak bawah (ekstrenatas inferior)
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh :
à Femur/tulang paha.  Termasuk kelompok tulang panjang,  terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
à Tibia dan fibula/tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut dan bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki.  Ukuran tulang kering lebih besar dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.  Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
à Patela tempurung lutut,  terletak antara fernur dengan tibia,  bentuk segitiga.  Patela berfungsi melindungi sendi lutut,  dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut.
à Tarsal/Tulang pergelangan kaki.  Termasuk tulang pendek dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
à Metatarsal/Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersusun mendatar.
à Palanges/tulang jari-jari kaki.  Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.

Tulang Gelang Bahu
Tulang gelang bahu ( klavikula dan scapula/belikat dan selangka). Tulang selangka berbenluk seperti huruf “S” berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus)  untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih hebas,  ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula)  berukuran besar.  bentuk segitiga dan pipih.  terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan tejadinya gerakan pada sendi.

Tulang Gelang Panggul
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul.  Pada anak-anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illiurn (bagian atas),  tulang ischiun (bagian bawah)  dan tulang pubis (bagian tengah). Dihagian belakang dari gelang panggul terdapta tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.  Pada bagian depan tendapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.  Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. Melindungi dan mendukung organ-organ bawah,  seperti kandung kemih,  organ reproduksi dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.

1.      Berdasarkan strukturnya
·      Pars Cartilago ( tulang rawan )
     Tulang rawan dibentuk oleh kondrosit (sel tulang rawan) dan matriks tulang rawan yang tersusun dari kondrin, kolagen, dan kalsium. Tulang rawan menjadi menjadi 3, yaitu :
-   Tulang rawan hialin :  mempunyai matriks yang transparan. Merupakan jenis tulang rawan yang paling banyak terdapa didalam tubuh manusia. Banyak terdapat di hidung, sendi gerak dan ujung tulang rusuk.

-          Tulang rawan fibrosa : mempunyai matriks yang berisi kolagen yang kaku. Merupakan tulang rawan yang dapat dijumpai dibagian tubuh yang memerlukan kekuatan besar, misalnya pada ruas tulang belakang dan lutut.


-          Rulang rawan elastik : tulang rawan elastik terbentuk dari serabut elastik yang lentur. Tulang rawan tidak akan mengalami perubahan menjadi tulang keras, meskipun orang tersebut telah dewasa. Banyak dijumpai didalam telinga, cuping hidung dan epiglotis.
·      Pars ossea ( tulang sejati )
      Tulang ini berasal dari tulang rawan yang mengalami asifikasi (pengerasan), dibentuk oleh osteosit yang banyak mengeluarkan matriks. Matriks tulang keras mengandung sedikit kolagen dan mengandung banyak kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor yang terkandung dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras dan tidak lentur.

   Sel-sel tulang terdiri dari 3 jenis , yakni : osteoblast, osteosit dan osteoklast
·     Osteoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresi matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida dan proteoglikan). Matriks merupakan tempat dimana garam-garam mineral ditimbun
·      Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang)
·      Osteoklast adalah sel multinuclear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, reabsorbsi dan remodeling tulang.


3.      Berdasarkan bentuknya
-       Tulang panjang (os. Longum) : tulang yang ukurannya panjangnya terbesar. Contohnya pada tulang humerus, femur, radius, dan ulna Tulang panjang terdiri dari 3 bagian , yakni :
a.  Epifisis (epiphysis) : ujung dari bagian tulang panjang yang mana terdapat disetiap sisi pinggir dari tulang, yang terdiri dari jaringan kompak (compact bone) dan spongiosa (spongy bone). Sebagai tempat pembentukan sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
b.  Diafisis (Diaphysis) : badan atau poros dari tulang yang membuat bagian tersebut memiliki ukuran panjang. Terdapat pembulu darah dan serabut saraf yang juga dilapisi oleh lapisan yellow marrow (jaringan lemak) yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.
c.     Metafisis (Metaphysis) : perbatasan antara epifisis dan diafisis. Sebagai tempat pembentukan tulang baru.
-      Tulang pendek (os. Brave)/ kuboid : tulang yang ukurannya pendek. Contohnya : tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki, exterior (sub compacta), inferior (spongiosa)
-     Tulang pipih (os. Planum) : tulang yang ukurannya lebar, contohnya : tulang tengkorak kepala, tulang rusuk, dan sternum
-       Tulang tidak beraturan (os. Irreguler) : contohnya seperti vertebra, tulang wajah, dan pelvis

Komposisi Tulang
1.      50% terdiri dari air
2.      50% padatan
-    Organik 31% (1/3) : Terdiri dari serabut kolagen dan meteri organik lain yang disekresi oleh osteoblast, Fleksibilitas terhadap stretching dan twisting
-       Inorganik 69% (2/3) : Terutama terdiri dari calcium phosphate dan calsium hydroxide, Menghasilkan tulang yang keras dan tahan terhadap tekanan.

Organik
Inorganik
Anak
1
1
Dewasa
3
7
Lanjut Usia
1
4

Faktor Pertumbuhan Tulang
1.      Nutrisi : Kecukupan vitamin dan mineral harus terpenuhi.
-     Kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang
-     Vitamin C untuk pembentukan kolagen
-     Vitamin K dan B12 untuk sintesis protein
2. Hormon : Hormon-hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tulang , antara lain :
-     Pituitari ( Human Growth Hormone / hGH ) : mitosis kondrosit dan osteoblast, sintesa protein (kolagen, kartilago, enzim)
-     Tiroid : Thyrosin ( sintesa protein menjadi energi ), Calcitonin ( mengurangi reabsorbsi Ca dari tulang )
-     Pankreas (insulin) : membentuk energi dari glukosa
-     Paratiroid : meningkatkan reabsorbsi Ca dari tulang
-     Ovarium/Testis (Esterogen/Testosteron) : membantu penutupan epifisis dan membantu mempertahankan Ca dalam tulang

Proses Penuaan
-   Demineralisasi (kehilangan mineral) atau biasa disebut juga osteoporosis
a.   Pada wanita biasa terjadi di usia 40-45 tahun dikarenakan penurunan kadar esterogen yang sangat cepat
b.     Pada laki-laki , dimulai pada usia 60 tahun dan berlangsung secara bertahap
-   Turunnya sintesa protein yang disebabkan produksi kolagen menurun sehingga tulang lebih keras dan mudah fraktur, selain itu juga karena penurunan produksi hormon





Daftar Pustaka

-      Price, Anderson Silvia., Wilson, Lorraine McCarty., 2005, Patofisiologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta: EGC
-   Pearce, Evelyn C., 2012, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
-          http://titietika.blogspot.co.id/2010/11/struktur-otot-dan-kerja-oto.html
-     http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.co.id/2011/06/anatomi-dan-fisiologi-muskuloskeletal.html
-          http://dianhusadaaindahniah.blogspot.co.id/p/klasifikasi-dan-struktur-tulang.html?m=1
-       http://www.seputar-anatomimanusia.tk/2015/01/struktur-dan-fungsi-tulang-manusia.html
-          http://lisarahmawati02.blogspot.co.id/2012/12/sistem-rangka.html?m=1
-          http://www.scribd.com/mobile/doc/119143326/KLASIFIKASI-DAN-STRUKTUR-TULANG-SKELETAL
-          http://jabbarbtj.blogspot.co.id/2014/09/anatomi-fisiologi-otot.html?m=1
      Referensi :                                                                           
1.      Potter Perry. 2006. Fundamental Keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC
2.      Sloane et all. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
3.      Smeltzer, CS., Bare, G.B., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddart edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC
4.      Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Anatomi dan Fisiologi Sistem Cardiovaskuler

Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.


Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan


Sebelum membahas tentang Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan ini dalam rangka  memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan Sistem pencernaan dapat menuju ke Persatuan Perawat Nasional Indonesia


Silahkan dowloand RPP Sistem Pernafasan 



Jangan Lupa untuk mengunjungi :
2. Igi
2.1  Anatomi Sistem Pernafasan
2.1.1.  Organ Pernafasan






2.1.1.1.   Hidung
Hidung atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung (Syaifuddin, 2006).
Di bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofaring). Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian respirasi (Graaff, 2010).
Menurut Pearce (2007) permukaan luar hidung ditutupi oleh kulit yang memiliki ciri adanya kelenjar sabesa besar, yang meluas ke dalam vestibulum nasi tempat terdapat kelenjar sabesa, kelenjar keringat, dan folikel rambut yang kaku dan besar. Rambut ini berfungsi menapis benda-benda kasar yang terdapat dalam udara inspirasi.
Terdapat 3 fungsi rongga hidung :
1)        Dalam hal pernafasan = udara yang di inspirasi melalui rongga hidung akan menjalani 3 proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghanatan, dan pelembaban.
2)        Ephithelium olfactory = bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan bau.
3)        Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukan suara- suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonasi.
Menurut Graaff (2010) pada potongan frontal, rongga hidung berbentuk seperti buah alpukat, terbagi dua oleh sekat (septum mediana). Dari dinding lateral menonjol tiga lengkungan tulang yang dilapisi oleh mukosa, yaitu:
1)        Konka nasalis superior,
2)        Konka nasalis medius,
3)        Konka nasalis inferior, terdapat jaringan kavernosus atau jaringan erektil yaitu pleksus vena besar, berdinding tipis, dekat permukaan.

Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.

Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis (Syaifuddin, 2006).

Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus olfaktorius (Syaifuddin, 2006).
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris (Syaifuddin, 2006).
Fungsi hidung, terdiri dari :
1)      Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2)      Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
3)      Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4)      Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.

2.1.1.2.     Faring
Tekak atau faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus (Syaifuddin, 2006).
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglottis (empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan (Syaifuddin, 2006).
Menurut Graaff (2010) Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)   Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle.  Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.
2)   Orofaring merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.  Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
3)   Laringofaring terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.

2.1.1.3.     Laring
Pangkal Tenggorokan (laring) merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring (Syaifuddin, 2006).
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1)      Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2)      Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
3)      Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
4)      Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis (Syaifuddin, 2006).
Proses pembentukan suara :
Terbentuknya suara merupakan hasil dari kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan tulang rawan bentuk beker tadi diputar. Akibatnya pita suara dapat mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit atau luas (Syaifuddin, 2006).
Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring, udara yang dari paru-paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara. Getaran itu diteruskan melalui udara yang keluar – masuk. Perbedaan suara seseorang bergantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita (Syaifuddin, 2006).

2.1.1.4.     Trakea
Batang Tenggorokan (trakea) merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia hanya bergerak kearah luar  (Syaifuddin, 2006).
Trakea terletak di depan saluran esofagus, mengalami percabangan di bagian ujung menuju ke paru-paru. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina. Dinding-dinding trakea tersusun atas sel epitel bersilia yang menghasilkan lendir. Lendir ini berfungsi untuk penyaringan lanjutan udara yang masuk, menjerat partikel-partikel debu, serbuk sari dan kontaminan lainnya. Sel silia berdenyut akan menggerakan mukus ini naik ke faring yang dapat ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal ini bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasaan (Graaff, 2010).

2.1.1.5.     Bronkus
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3 lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf (Syaifuddin, 2006).
1)      Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.
2)      Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang mempunyai kelenjar lendir dan silia).
3)      Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
4)      Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.

2.1.1.6.     Paru-Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan) (Syaifuddin, 2006).
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus (Syaifuddin, 2006).
Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm (Syaifuddin, 2006).
Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas (Syaifuddin, 2006).
Persyarafan penting dalam aksi pergerakan pernapasan disuplai melalui N. Phrenicus dan N. Spinal Thoraxic. Nervus Phrenicus mempersyarafi diafragma, sementara N.Spinal Thoraxic mempersyarafi intercosta. Di samping syaraf-syaraf tersebut, paru juga dipersyarafi oleh serabut syaraf simpatis dan para simpatis (Pearce, 2007).
Di dalam paru terdapat peredaran darah ganda. Darah yang miskin oksigen dari ventrikel kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis. Selain system arteri dan vena pulmonalis, terdapat pula arteri dan vena bronkialis, yang berasal dari aorta, untuk memperdarahi jaringan bronki dan jaringan ikat paru dengan darah kaya oksigen. Ventilasi paru (bernapas) melibatkan otot-otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot-otot interkostal. Selain  ini ada otot-otot pernapasan tambahan eperti otot-otot perut (Graaff, 2010).
Menurut Pearce (2007) volume udara pernafasan terdiri dari:
1)        Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai akibat aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2)        Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (1500 cc)
3)        Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat dihembuskan secara maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa (1500 cc)
4)        Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5)        Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuat-kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS) 3500 cc
6)        Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di dalam paru-paru (KT = KV + VR) 4500 cc

2.1.2.      Proses Terjadinya Pernafasan
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian CO2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian massuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan selsel), di sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit (Syaifuddin, 2006).
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan panjang menuju paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernapas epiglotis terbuka, begitu seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam laring, maka akan mendapat serangan batuk, hal tersebut untuk mencoba mengeluarkan makanan tersebt dari laring (Syaifuddin, 2006).
Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar (Syaifuddin, 2006).
 Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah ,mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar (Syaifuddin, 2006).
 Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru (Syaifuddin, 2006).
Pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada perempuan (Syaifuddin, 2006).
Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan banyak ditemukan pada laki-laki (Syaifuddin, 2006).

2.2  Fisiologi sistem pernafasan
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutukan okigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki lagidan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis (Syaifuddin, 2006).
1)      Pernapaan paru
Pernapasan paru adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas yang oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan okigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan yang menembus membran alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung (Syaifuddin, 2006). Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :
(1)   Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
(2)   Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
(3)   Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat, yang bisa dicapai untuk semua bagian.
(4)   Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi ketika konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan, sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 lebih banyak. Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandunng oksigen dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan, mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna (Syaifuddin, 2006).

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan



Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A.   Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.  Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B.   Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari:

1.  Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga

2.  Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah

3.  Bagian inferior

Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

C.   Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

1.  Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2.  Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

3.  Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D.   Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu

1.  Kardia.

2.  Fundus.

3.  Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

1.  Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

2.  Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

3.  Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E.   Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

F.    Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1.  Kolon asendens (kanan)

2.  Kolon transversum

3.  Kolon desendens (kiri)

4.  Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

G.   Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H.   Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I.     Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

J.    Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

1.  Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2.  Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

K.   Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

L.   Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1.  Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2.  Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

MENEMBUS HUTAN RIMBA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikandi Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.

Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globslisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kiata seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di Negara-negara lain.

Setelah kita amati, Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Ada banyak penyabab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan kami paparkan kali ini adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.



2.1 EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.

Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanak pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dinaggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunya kelebihan di bidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan di bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.




2.2 EFISIENSI PENGAJARAN DI INDONESIA

Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih stendar hasil yang telah disepakati.

Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.

Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidiakan.

Jika kita berbiara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang ketika kami survey, hal itu diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Yang mengejutkanya lagi, ada pendidik yang mewajibkan les kepada peserta didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.

Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kami lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan Negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi, peserta didik yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu tersebut, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang lama tersebut tidak efektif juga, Karena peserta didik akhirnya mengikuti pendidikan informal untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai kurang.

Selain itu, masalah lain efisienfi pengajarn yang akan kami bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang lebih.

Yang kami lihat, kurangnya mutu pengajar disebabkan oleh pengajar yang mengajar tidak pada kompetensinya. Misalnya saja, pengajar A mempunyai dasar pendidikan di bidang bahasa, namun di mengajarkan keterampilan, yang sebenarnya bukan kompetensinya. Hal-tersebut benar-benar terjadi jika kita melihat kondisi pendidikan di lapangan yang sebanarnya. Hal lain adalah pendidik tidak dapat mengomunikasikan bahan pengajaran dengan baik, sehingga mudah dimengerti dan menbuat tertarik peserta didik.

Sistem pendidikan yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan juga sistem pendidikan kita berubah-ubah sehingga membingungkan pendidik dan peserta didik.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita menggunakan sistem pendidikan kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum berbasis kompetensi yang pengubah proses pengajaran menjadi proses pendidikan aktif, hingga kurikulum baru lainnya. Ketika mengganti kurikulum, kita juga mengganti cara pendidikan pengajar, dan pengajar harus diberi pelatihan terlebih dahulu yang juga menambah cost biaya pendidikan. Sehingga amat disayangkan jika terlalu sering mengganti kurikulum yang dianggap kuaran efektif lalu langsung menggantinya dengan kurikulum yang dinilai lebih efektif.




2.3 STANDARDISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.

Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetendi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.

Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP)

Tinjauan terhadap sandardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.

Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.

Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.

Banyak hal lain juga yang sebenarnya dapat kami bahas dalam pembahasan sandardisasi pengajaran di Indonesia. Juga permasalahan yang ada di dalamnya, yang tentu lebih banyak, dan membutuhkan penelitian yang lebih dalam lagi



Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidah hanya sebatas yang kami bahas di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita mengetehui akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia sehingga jadi kebih baik lagi.

Oleh karena itu organisasi Ikatan Guru Indonesia, membuat terobosan dengan mengembangkan metode pembelajaran daring, dengan tema Satu Guru Satu Blog atau SAGUSABLOG. semoga dengan adanya pelatihan ini bisa menembus rimba pendidikan di Indonesia. Amien 

Soal Ulangan Remidial Anatomi dan Fisiologi

UJIAN REMIDIAL ANATOMI DAN FISIOLOGI KELAS X Kep SILAHKAH KLIK DISINI